Selasa, 08 Juni 2010

Pemahaman Teknologi Informasi jangan sampai salah menggunakan

MENYIKAPI ERA GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI DI SEGALA BIDANG KEHIDUPAN

Oleh : Zulkifli,S.Kom

Dosen DCC Lampung

Mahasiswa Pasca Sarjana IT Eresha Of IT Jakarta ( Tesis ),

Pengamat Perkembangan Teknologi Informasi Lampung

Pendahuluan

Teknologi Informasi dizaman Cyber ini, sebenarya tidaklah sama ketika pertamakali komputer diciptakan, yang benar komputer diciptakan oleh Negara maju manfaatnya bukan untuk di salah gunakan, melainkan untuk sebagai alat atau perangkat perhitungan di dunia industri, karena kebutuhan industri – industri maju, sehingga manfaat komputer semakin bergeser fungsinya dari komputer yang fungsinya sebagai alat pengolah data sampai dengan transfer data (on line) melalui dunia maya (Cyber) seperti saat ini. Sistem teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat sekali. Setiap saat akan terjadi kemajuan yang signifikan. Kemajuan teknologi informasi dimulai dari zaman akuntansi manual pada tahun 1950, dimana setiap kegiatan usaha pada zaman itu menggunakan perhitungan yang manual sehingga setiap kebutuhan akan menimbulkan solusi tentang teknologi, kemudian akan bergeser ke zaman operasional pada tahun 1960, setiap usaha dalam mengelola perhitungan sudah menggunakan komputer sebagai alat untuk menghitung dan dilanjutkan di zaman informasi mulai tahun 1970 menuju ke zaman jaringan dimulai tahun 1980 sampai ke zaman jaringan global dimulai tahun 1990 hingga sampai saat ini segala bentuk perintah tinggal menekan satu tombol saja sudah dapat hasil akhirnya.

Kalau kita amati dari zaman ke zaman kita bisa melihat dengan nyata bahwa Teknologi Informasi telah banyak sekali mengalami perkembangan bahkan kejayaan, tapi, kapan kejayaan Teknologi Informasi akan diraih yang sebenarnya? Perkembangan teknologi informasi ini juga menyebabkan perubahan – perubahan pola kehidupan masyarakat sehingga masyarakat tidak dapat memfilter penggunaan teknologi tersebut, peran dari sistem teknologi informasi itu sendiri tidak dapat ditolak, walaupun penyebab utama terjadinya Era Globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua fihak. perkembangan pesat teknologi Informasi, tinggal hanya kita yang menyikapinya sebagai user. kalau kita kaji tentang arti teknologi informasi yang baik itu secara implisit maupun eksplisit adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, hal ini berarti perangkat yang berperan sebagai alat teknologi Informasi adalah Komputer dan Perangkat komunikasi atau Seluler (ponsel), dalam hal ini manfaat dan kegunaan teknologi Informasi adalah berdampak positip yang membantu segala bentuk kegiatan usaha yang rumit dan sulit, saat ini sudah merupakan kebutuhan pokok bagi yang berkepentingan misalnya badan usaha, organisasi, pemerintahan selagi itu merupakan kepentingan usaha bersama bukan kepentingan pribadi yang tidak ada manfaatnya. Tetapi kenyataannya di indonesia kebanyakan memanfaatkan kepentingan pribadi yang mencelakakan kepentingan orang banyak dan merugikan diri sendiri, misalnya penggunaan fasilitas maya facebook . sementara saat ini pemerintah berusaha untuk melarang penggunaanya di bumi indonesia yang kita cintai ini, walaupun nampaknya sulit untuk di hilangkan ,berikut ini saya akan memaparkan sedikit dampak yang telah terjadi pada teknologi Informasi di segala kehidupan manusia :

Teknologi informasi terhadap dunia kerja

Kita ketahui bersama bahwa teknologi informasi yang pantas digunakan di bidang usaha adalah sebagai alat bantu kegiatan operasional , yang mana perusahaan sudah menggunakan perangkat untuk mengolah datanya sehingga apapun bentuk laporan akan mudah didapat oleh pimpinan perusahaan dengan mudah sekali untuk mengambil keputusan. Jika setiap perusaahan sudah menggunakan serba teknologi informasi maka kebutuhan akan sumber daya manusianya juga memiliki kemampuan tentang teknologi informasi sehingga akan menjadi keselarasan operasional didalam perusahaan, jangan terjadi kepincangan fasilitas misalnya perusahaan sudah menggunakan teknologi informasi sedangkan pegawainya tidak bisa menggunakannya hal ini berarti , perusahaan harus membutuhkan pegawai yang mampu untuk mengoperasikannya. semua ini merupakan yang tidak terlalu sulit untuk mencari solusi pegawai yang mampu untuk mengoperasi teknologi informasi atau komputer tersebut. Tetapi semua ini yang menjadi permasalah atau PR bagi pemerintah atau instansi swasta yang terkait adalah bagaimana menghadapi Revolusi industri terhadap pengguna teknologi informasi di pemerintahan, perusaahan atau industri ( manufactur). Kalau kita bayangkan diindonesia setiap perusahaan industrinya sudah menggunakan serba Teknologi Komputer atau Otomasi Pabrik bagaimana dengan tenaga kerja yang sudah bekerja atau belum, bagaimana pegawai atau buruh yang tidak memahami tentang dunia komputer, apa ngak banyak pengangguran sementara perusahaan yang tadinya memiliki pegawai yang ratusan bahkan ribuan, karena segala bentuk operasional pabrik sudah menggunakan komputer sehingga karyawan hanya dibutuhkan yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan komputer hanya tinggal menekan enter saja sudah bisa memroduksi jutaan unit produck perharinya dengan mengerahkan pegawai beberapa orang saja sementara yang ribuan pegawai yang ada dikemana in...? apa ngak ini tugas pemerintah tenaga kerja ! dan bagaimana cara kita menyikapinya sementara jumlah penduduk Indonesia terpadat No 5 di Dunia sedangkan kemampuan teknologinya terbelakang dan orang luar selalu menciptakan teknologi baru terus dan kita hanya tinggal copy paste atau pengguna aktif dalam teknologi, sementara budaya copy paste tidak memahami bagaimana cara menciptakannya. Kita umpamakan saja sebuah kue dibuat dari luar keluarga kalau kita tidak tahu cara membuatnya dan bahan – bahan apa saja yang digunakan, dan bagaimana algoritmanya, tahunya kita cuma memakan saja maka kita ada kemungkiian yang tidak ketahui, apa kita diracuni atau tidak, kita tidak tahu karena kita tidak tahu cara dan bahan kue tersebut. Taunya kita tinggal makan saja. Sama halnya dengan teknologi ini misalnya facebook. Apa ngak ! saat ini otak kita lagi di racuni .............!! sedangkan tujuan dari pembuat FB kita tidak mengerti . lagi – lagi facebook (FB).

Sementara disejumlah Negara maju di belahan bumi lainnya bisa maju disebabkan masyarakatnya secara lengkap telah mengalami berbagai tahapan kebudayaan secara linear dan utuh. Dari kebudayaan lisan, kebudayaan tulisan, kebudayaan baca, kebudayaan audio-visual( teve), dan sekarang kebudayaan cyber. Hal ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Bangsa ini hanya mengalami kebudayaan lisan, lalu melompat ke kebudayaan audio-visual, dan sekarang termehek-mehek dengan kebudayaan cyber. Kebudayaan tulisan dan baca terlewat, dan sedihnya, terlupakan. Bisa jadi, sebab itu ada perbedaan besar antara kebiasaan masyarakat Barat (dan masyarakat negara maju lainnya) dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, salah satunya yang paling mudah dilihat adalah saat mengisi waktu luang, apakah itu sedang antre di bank, menunggu panggilan di loket rumah sakit, tengah menunggu kendaraan atau seseorang, sedang duduk di lobi hotel, atau sedang duduk di dalam kendaraan umum. Di Barat dan di negara-negara maju, orang biasa mengisi waktu kosong atau waktu luangnya dengan membaca, apakah itu suratkabar, majalah, novel, atau buku non-fiksi.ika bepergian kemana pun, mereka terbiasa selalu menyelipkan buku didalam tas atau menentengnya di tangan. Sebab itu, bukan pemandangan aneh jika di dalam subway, di taman-taman, di halte bus, di depan loket berbagai instansi, di pinggir jalan, maupun di pantai, mereka selalu asyik mengisinya dengan kegiatan membaca. Bagaimana dengan orang Indonesia ? Sebab itu, Indonesia sejak lama menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para produsen ponsel dunia. Bahkan konon, Negeri ini telah menjadi semacam wilayah test pasar bagi produk-produk ponsel dunia teranyar. Dan setahun belakangan ini, ponsel dengan fasilitas ‘chatting’ atau pun yang membenamkan kemampuan untuk bisa ber-FaceBook-ria laku keras. Blackberry-pun naik daun. Dan jangan heran jika di negara terkorup dunia dan nyaris masuk dalam kategori “Negara Gagal” ini ternyata bisa menjadi empat besar dunia dalam rangking angka penjualan Blackberry. Blackberry (BB) dan FaceBook (FB) telah menjadi trend masyarakat kita sekarang. Sehingga tenaga kerja Indonesia kebanyakan santai dengan terbuaynya menggunakan teknologi informasi yang diantaranya adalah Komputer dengan fasilitas yang trendnya adalah facebook dan ponselpun dapat menggunakan fasilitas tersebut selain fasilitas SMS nya, maka tidak menutup kemungkinan kwalitas sumber daya manusia di Indonesia baik itu diswasta maupun negeri menjadi kinerja yang kurang baik. kebanyakan orang di sini, bagi bangsa yang belum tersentuh budaya membaca dan lebih suka dengan kebudayaan ‘mengobrol dan menonton’, maka kehadiran BB dan FB dan semacamnya, tanpa disadari telah banyak merampas waktu berharga dalam hidupnya. Banyak orang rela berjam-jam untuk ber-BB atau ber-FB-ria, dan melupakan membaca buku, padahal waktu merupakan Pedang Democles, yang tanpa ampun akan membabat siapa saja yang tidak mengunakannya dengan baik. Inilah apa yang sebenarnya disebut sebagai Digital Colonization, penjajahan digital. Pemakaian BB dan juga FB tidaklah salah. Bagi pekerja yang banyak menghabiskan waktu di jalan dan harus selalu connect dengan rekan-rekan kerjanya, atau bosnya, atau seorang profesional yang harus selalu online, maka BB adalah hal yang amat penting..

Teknologi informasi terhadap Pendidikan

Teknologi Informasi (TI) sebagai alat untuk mengetahu bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jika melihat saat ini perkembangan teknologi informasi terutama di Indonesia semakin berkembang. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.Salah satu wadah yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet . Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet sebagai salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang . Jika kita bercermin ke negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi informasi disemua daerah di negara ini. Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.

Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan sesusai dengan istilah ”Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya”. Selagi teknologi informasi digunakan untuk kebaikan dan kemajuan suatu bidang serta kita rasakan bersama seperti konsep diatas, hal itu adalah yang terbaik dan alangkah baiknya teknologi itu digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Bukan teknologi yang menjadi tujuan utama kita. Teknologi informasi itu diibaratkan sebuah jembatan yang berguna bagi penyeberang jalan untuk mencapai tujuan yang diharapkan tetapi jembatan bukan yang menjadi tujuan utama kita. Namun terkadang, tujuan akhirnya terabaikan. Banyak sekali sahabat kita yang menghabiskan segenap waktunya menggunakan Facebook dengan kegiatan-kegiatan yang tidak penting. Dan hal ini tidak dapat kita pungkiri dan ditutup – tutupi lagi. Yang paling parah lagi ada seorang guru / dosen dengan muridnya / mahasiswanya bersahabat di Facebook, lalu tanpa disadari mengetikan atau menuliskan kalimat yang kurang pantas kepada sahabatnya yang lain melalui on line facebook. Dengan kegiatan seperti itu hingga seorang mahasiswa atau siswa melihat kejadian itu ketika sedang ber-facebook, dan akhirnya dampaknya siswa beranggapan bahwa kalimat itu merupakan hal yang biasa diungkapkan karena gurunya saja melakukan yang sama (guru =digugu dan ditiru dengan pribahasa Kalau guru kencing berdiri murid kencing berlari). Dan akhirnya karena tertangkap masalah hingga seorang guru atau dosen membuat suatu alasan bahwa ketika sedang menggunakan kalimat itu, dia bukan status seorang guru atau dosen melainkan orang biasa. Padahal seharusnya, seorang guru atau dosen tetaplah menjadi guru atau dosen dimanapun ia berada. Coba Anda lihat UU no.20 tahun 2005, disitu tertulis bahwa guru dan dosen harus memiliki kompetensi kepribadian atau sosok teladan.” seharusnya seorang guru atau dosen itu mengingatkan sebuah filosof ini “Udara di sekitar kita kotor, tetapi kita tetap bisa hidup karena ada bulu hidung. Nah bila dihubungkan, Facebook itu sarat akan kegiatan-kegiatan ‘kotor’, tetapi kita diharapkan masih tetap memiliki ‘bulu hidung’ tersendiri untuk menyaring mana yang bermanfaat mana yang tidak bagi kita,” menurut Konsultan di lembaga pendidikan Salman Al-Farisi ini mengungkapkan, yang dimaksud dengan ‘bulu hidung’ di sini adalah diri kita sendiri yang berilmu, beriman, dewasa, rasional, tidak latah, dan senantiasa berpikir dengan akal sehat. Semua ini adalah sebagian masalah yang terjadi diindonesia akibat revolusi teknologi Informasi, sayangnya anak bangsa tidak pernah memikirkan ”bulu hidung” yang ada setiap kita sebagai insan yang bertuhan. Dan banyak lagi masalah yang beredar di media elektronik dan Cetak yang setiap harinya bermunculan kasus menarik yang berhubungan dengan teknologi informasi. Kalau begini jadinya pendidikan di Indonesia tak akan muncul kalimat anak – anak didik yang bercita – cita seperti dulu lagi ( anak –anak dulu selalu ingin bercita – cita menjadi Dokter, ABRI, Guru, Penerbang dll), sekarang anak – anak dari Sekolah dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas hanya ingin dan berhayal untuk menjadi seorang penghayal selebritis saja. Sehingga wajarlah anak – anak sekarang kalau berfikirnya selesai sekolah selalu pikiranya kawin, ditambahkan lagi pergaulan bebas akibat cerminan media teknologi informasi seperti misalnya melihat action porno, transfer gambar porno dan bahkan lebih bebas lagi menonton full film porno aksi dari video. Ada lagi lebih tragis penulis menyaksikan secara depan mata, tiga orang siswi SMP di kabupaten dalam bus menuju ke Bandar Lampung, tanpa disadari ia saling melihatkan kepada teman – teman dan sambil bercanda melihatkan HP nya ada adegan seronoh ( seperti suami istri), penulis tanpa sengaja pula terlihat action tersebut dikarenakan siswi tersebut posisi duduk dibelakang dengan saya sehingga HP terjatuh akibat rebutan melihat action di HP itu, penulis melihat dengan jelas dan mennanyakan dan sambil Purbo ( Pura – Pura Bodoh), gambar siapa itu ..? siswi tersebut balas jawab dengan lantang, ini gambar saya mas. Dengan Cowok saya doong. Katanya!! Begitu pula teman – teman yang lainnya. Naah bagaimana Ini.......? siapa yang salah, Teknologi, Orang tua atau guru nya yang kurang mendidik. Namun semua itu perlu kita renungkan apakah semua yang akan terjadi berdampak positip bagi kita atau berdampak negatif bagi negara dan bangsa, Jangan sampai kita itu mabuk teknologi, tetapi kita itu harus melek teknologi. Masih banyak contoh yang lain lagi terhadap pendidkan saat ini yang terpengaruh buruk akibat revolusi teknologi informasi yang disalahgunakan oleh para pendidik. Sedangkan untuk menciptakan kwalitas suatu negara atau bangsa adalah cerminan dari masyarakat itu sendiri. Yang jelas berikut ini adalah Dampak yang sangat dirasakan akibat perkembangan IT dalam dunia pendidikan dan dapat diramalkan sebagai berikut::1.)Pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Contoh :Diperancis, proyek ” Flexible Learning” hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Blich awal tahun 70 an tentang ” Pendidkan tanpa sekolahan ( Deschooling Society ) yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan, 2.)Pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes ( flexibel), terbuka dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. 3).Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah, 4.)Pendidikan tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, 5.)Teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas dan jangkuan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi,6.) Pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat ” Saat itu juga ( Just on Time), 7.)Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter – disipliner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar